TANGGAL 28 Oktober 1928 yang sekarang ini setiap tahunnya diperingati sebagai peringatan Sumpah Pemuda telah menjadi tonggak sejarah persatuan bangsa.
Dengan adanya tiga sumpah, yakni: Pertama, Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kedua, Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Ketiga, Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia, telah menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan berperadaban.
Peristiwa Sumpah Pemuda ini tentu menjadi bagi setiap generasi anak bangsa agar senantiasa menjadikan persatuan dan kesatuan sebagai tolak ukur dan standar di dalam membangun bangsa ini agar menjadi lebih baik dan menjadi teladan bagi bangsa-bangsa yang ada di dunia ini.
Kita sebagai generasi yang terlahir dan berkiprah setelah adanya peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928, patut memaknai peristiwa ini sebagai sebagai bentuk komitmen, tekat dan keseriusan serta keunggulan para pemuda ketika itu untuk bersatu padu dalam menghadapi penjajahan.
Hilman Hakiem Hafidhuddin (Republika, 29/10/2010) menyebutkan bahwa eksistensi dan peranan pemuda sangat penting. Dalam Alquran ataupun hadis, menurut Hilman, banyak diungkapkan karakteristik sosok pemuda ideal yang harus dijadikan teladan oleh pemuda yang bercita-cita sebagai orang atau pemimpin sukses.
Pertama, memiliki keberanian (syajaah) dalam menyatakan yang hak (benar) itu hak (benar) dan yang batil (salah) itu batil (salah). Lalu, siap bertanggung jawab serta menanggung risiko ketika mempertahankan keyakinannya.
Contohnya adalah pemuda Ibrahim yang menghancurkan berhala-berhala kecil, lalu menggantungkan kapaknya di leher berhala yang paling besar untuk memberikan pelajaran kepada kaumnya bahwa menyembah berhala itu (tuhan selain Allah SWT) sama sekali tidak ada manfaatnya. Kisah keberaniannya dikisahkan dalam surah al-Anbiya [21] ayat 56-70.
Kedua, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (curiosity) untuk mencari dan menemukan kebenaran atas dasar ilmu pengetahuan dan keyakinan. Artinya, tidak pernah berhenti dari belajar dan menuntut ilmu pengetahuan (QS al-Baqarah [2]: 260).
Ketiga, selalu berusaha dan berupaya untuk berkelompok dalam bingkai keyakinan dan kekuatan akidah yang lurus, seperti pemuda-pemuda Ashabul-Kahfi yang dikisahkan Allah SWT pada surah al-Kahfi [18] ayat 13-25. Jadi, berkelompok bukan untuk hura-hura atau sesuatu yang tidak ada manfaatnya.
Keempat, selalu berusaha untuk menjaga akhlak dan kepribadian sehingga tidak terjerumus pada perbuatan asusila. Hal ini seperti kisah Nabi Yusuf dalam surah Yusuf [12] ayat 22-24. Kelima, memiliki etos kerja dan etos usaha yang tinggi serta tidak pernah menyerah pada rintangan dan hambatan.
Hal itu dicontohkah pemuda Muhammad yang menjadikan tantangan sebagai peluang hingga ia menjadi pemuda yang bergelar al-amin (tepercaya) dari masyarakatnya. Sejarah peradaban dunia telah mencatat betapa pemuda telah menjadi aktor perubahan. Para pemuda begitu gemilang hadir menjadi generasi perubahan.
Bagi Indonesia, sebagai negara yang besar, sangat penting memberikan perhatian yang serius untuk memajukan para pemuda. Karena jelas pemuda merupakan aset strategis bangsa.
Mari kita perhatikan apa yang disampaikan Prof. Goh Chor Boon Wakil Direktur National Institute for Education (NIE) salah satu lembaga pendidikan pemerintah terbesar di Singapura mengatakan “Kami tidak punya sumber daya alam, kami tidak punya tambang, kami hanya punya human resources. Kalau kami tidak punya pendidikan yang baik, maka kami tidak akan bertahan”.
Jelas sekali bahwa negara Singapura yang begitu pesat kemajuannya ditopang oleh perhatian yang begitu besar dari pemerintah terhadap para pemudanya. Sehingga para pemudanya bisa menjadi pilar-pilar kemajuan bangsa. Pemuda yang tidka menjadi beban bagi bangsanya, tetapi mereka menjadi aktor dalam perubahan serta menjadi solusi bagi permasalahan bangsanya.
*) Penulis adalah Efri S. Bahri, Ketua Yayasan Mitra Peduli Indonesia dan anggota FAM Indonesia IDFAM 1157U. – Dimuat di: http://www.sumbaronline.com/berita-17252-pemuda-aktor-perubahan.html#sthash.0GGZyTg6.dpuf