Sejak tiga tahun lalu tepatnya tahun 2010 di Bogor, kami bersama rekan-rekan para pemuda tani mengukuhkan pendirian sebuah Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) yang kami namakan SMK Mitra Indonesia. Rencana semula sekolah ini akan kami dirikan baru sekitar 3 tahun mendatang, namun Allah SWT telah mentakdirkan sekolah ini beridiri tiga tahun lalu. Pertanyaannya adalah kenapa harus mendirikan SMK? Kenapa tidak sekolah lainnya.
Persoalan yang mau kami jawab dengan keberadaan SMK ini sebetulnya sederhana. Tidak lebih dari menjawab persoalan sumberdaya manusia alias SDM. Hal ini kami simpulkan setelah merintis berbagai program pemberdayaan ekonomi khususnya di sektor peternakan, pertanian dan perkebunan. Ternyata, kendala yang paling dominan dihadapi adalah kelemahan SDM. Memang satu sisi jumlah penduduk kita cukup banyak bahkan begitu banyak. Namun, jumlah penduduk yang banyak ini ternyata belum mampu untuk memenuhi kebutuhan SDM yang sesuai untuk pemberdayaan dan pengembangan ekonomi masyarakat.
Berangkat dari persoalan itu, maka SMK Mitra Indonesia akhirnya dibuka. Gayung bersambut, gagasan pendirian SMK ini mendapat dukungan dari berbagai pihak. Salah satuny adalah dari LAZ YBM BRI yang memberikan dukungan dalam bentuk beasiswa. Sehingga sekolah ini bisa menampung anak-anak petani yanga da di Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor dan sekitarnya termasuk ada yang dari Kabupaten Karawang.
Membuka sekolah baru di lokasi yang sangat minim SDM merupakan tantangan sendiri yang harus dijawab. Konsekuensinya, kami yang menjadi Pimpinan Yayasan Mitra Peduli Indonesia terpaksa harus merangkap menjadi Kepala Selolah di SMK. Amanah ini pun dilakoni hampir selama satu tahun, hingga kami menyerahkan amanah ini kepada salah saorang guru yang latar pendidikannya sudah Sarjana.
Perlahan dan secara bertahap, SMK ini pun mulai menorehkan karya. Para siswa yang merupakan anak-anak para petani sejak dini sudah dikenalkan bersama masyarakat melakukan aktivitas wirausaha. Alhasil mereka pun mampu memproduksi pupuk organik cair yang kemudian dipasarkan kepada para petani. Kegigihan mereka terus ditorehkan. Para siswa berhasil memproduksi vitamin terna yang produknya sangat dibutuhkan para peternak. Berbagai pamerah mulai diikuti.
Keberadaan SMK ini pun berhasil menyerap tenaga kerja baru yakni: para guru. Kesulitan yang dialami selama ini perlahan mulai teratasi. Sebentar lagi para siswa-siswi SMK Mitra Indonesia akan menamatkan pendidikan formalnya. Pendidikan formal memang akan memberikan mereka ijazah secara formal. Namun, yang menjadi substansi adalah kebanggaan kita terhadap mereka ketika mereka mampu untuk mandiri memberdayakan potensi sumberdaya lokal yang melimpah ruah di pedesaaan. Cita-cita kami tidak hendak memindahkan mereka bekerja di perkotaan. Tetapi membekali mereka menjadi wirausahawan di perdesaan.
Penulis, Oleh Efri Syamsul Bahri, Ketua Yayasan Mitra Peduli Indonesia, berdomisili di Bogor