MYSHARING.CO — Pesantren Entrepreneur dinilai memiliki peranan penting dan berkontribusi besar dalam pengembangan masyarakat. Peneliti SEBI Islamic Business & Economics Research Center Efri Syamsul Bahri, mengatakan bahkan model pengembangan masyarakat yang dilakukan Pesantren Entreprenur ini dapat dikembangkan atau direplikasi pada pesantren lainnya. Hal tersebut disampaikannya dalam 1st World Islamic Social Science Congress (WISSC) yang digelar University Sultan Zainal Abidin pada tanggal 1-2 Desember 2015 di Putrajaya International Convention Centre (PICC) Putrajaya Malaysia.
Dalam ajang tersebut, ia memaparkan paper berjudul Peranan Pesantren Entrepreneur dalam Pengembangan Masyarakat yang merupakan kolaborasi tim yang terdiri dari Zainal Arif (Universitas Muhammadiyah Tangerang), Efri Syamsul Bahri (STEI SEBI), Zulfitria (Universitas Muhammadiyah Jakarta) dan Muhammad Shibghotullah (STEI SEBI). Ia melanjutkan berdasarkan data Kementerian Agama (2012) jumlah pesantren di Indonesia mencapai sebanyak 27.230 dengan jumlah santri 3,65 juta (2011). Ia pun menilai hal tersebut merupakan sebuah potensi yang begitu besar dalam upaya meningkatkan kemampuan perekonomian ummat Islam.
“Untuk itu, pemerintah perlu memberikan dukungan yang maksimal kepada pesantren agar mampu menjadi pusat-pusat entrepreneur nasional. Dengan demikian pesantren memiliki kapasitas dalam melakukan pengembangan masyarakat terutama melalui pembinaan terhadap para santri menjadi entrepreneur atau wirausahawan”, jelas Staf Pengajar STEI SEBI, dalam siaran pers yang diterima mysharing, Jumat (4/12).
Sebagai gambaran, saat ini jumlah wirausaha di Indonesia baru mencapai 1,65 persen. Hal ini tidak sebanding dengan jumlah penduduknya mencapai 250 juta orang. Bandingkan dengan Singapura yang telah memiliki wirausaha mencapai 7 persen, Malaysia 5 persen, Thailand 3 persen. Padahal jumlah penduduknya lebih sedikit dari penduduk Indonesia.
The World Islamic Social Science Conference (WISCC) menyediakan platform untuk akademisi, pembuat kebijakan dan organisasi non-pemerintah dari negara-negara anggota OKI untuk bertemu dan fokus pada isu-isu kontemporer yang mempengaruhi umat Islam di seluruh dunia. WISSC berfungsi untuk meningkatkan jaringan antara anggota OKI di berbagai tingkatan.
WISCC yang pertama kali ini, diorganisir oleh Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA) sebuah universitas publik Malaysia. Selama lebih dari 35 tahun UnisZA mengembangkan keunggulan dalam pendidikan dan telah lama mengakui nilai intrinsik Ilmu Sosial dan kemampuannya untuk berkontribusi pada tingkat nasional dan internasional. Kedepan, UniSZA akan berfungsi sebagai sekretariat untuk kongres penting ini.
Read more: http://mysharing.co/pemerintah-perlu-dorong-pesantren-jadi-pusat-entrepreneur/#ixzz3tLzWPV7a (FPBN.NET/RM)