Oleh : Efri S. Bahri *)
PEMILIHAN Umum 9 April baru saja usai. Publik juga mulai mengetahui siapa saja yang bakal mengisi kursi di parlemen baik DPR, DPD, DPRD Propinsi maupun DPRD Kota/ Kabupaten.
Kini kepada peraih kursi parlemen tersebut terdapat berbagai titipan amanat dari masyarakat. Bayangkan ketika seseorang secara pribadi mendapatkan 30.000 suara. Ini berarti ada minimal 30.000 amanah yang mesti ia pikul.
Apalagi, ketika raihan suaranya melebihi angka tersebut. Jadi, sesungguhnya terpilihnya seseorang menjadi anggota legislatif bukanlah sebuah kemenangan. Akan tetapi hal itu adalah awal dari sebuah perjuangan. Mereka harus berjuang untuk memenuhi amanat-amanat yang ditiitipkan masyarakat kepadanya.
Salah satu amanat yang perlu kami sampaikan dalam konteks ini adalah bagaimana memperjuangkan agar komoditi andalan yang ada di Sumatera Barat ini mampu memberikan memberikan kontribusi untuk mengangkat nama daerah.
Tidak hanya itu, melalui komoditi andalan itu masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Dengan demikian mereka mampu mengantarkan putera puterinya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi sehingga mampu menggapai kehidupan yang lebih baik lagi.
Terkait dengan hal itu, kami menyempatkan diri untuk melihat langsung komoditi andalan yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota tepatnya di Kecamatan Gunuang Omeh. Di lokasinya terdapat komoiti andalan jeruk siam gunuang omeh atau dikenal dengan Jesigo.
Kita patut bersyukur dan bangga dengan adanya komoditi andalan ini. Kebanggaan itu mesti diwujudkan melalui upaya serius untuk mengembangkan kawasan ini secara terpadu agar bisa menjadi andalan sehingga terjadi peningkatan nilai tambah yang akhirnya bermanfaat bagi peningkatan pendapatan masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara kami dengan Yan Efli salah seorang petani Jesigo menunjukkan bahwa jesigo mememiliki keunikan dan kualitas yang bagus sehingga pemasarannya juga tidak terkendala. Bahkan, jumlah produksi Jesigo belum mampu memenuhi permintaan pasar.
Di dalam sebuah sits http://jeruksiam-gunungomeh.blogspot.com yang diaksees 12/4/2014 dijelaskan bahwa jeruk siam gunuang omeh mempunyai rasa dan bentuk yang khas. Jeruk siam gunuang omeh juga mempunyai bobot dari yang tiga buah perkilo sampai ke tujuh buah perkilo.
Bahkan, jeruk siam gunuang omeh ini telah mendapat juara satu ditingkat nasional dan telah mendapat penghargaan dari presiden RI pada tahun 2006. Sejak tahun 2006 jeruk siam gunuang Omeh ini juga telah menjadi produk unggulan kabupaten lima puluh kota dan bahkan sumatra barat.
Berbagai keunggulan di atas mebuat kami terpacu. Tentu kami juga berharap kepada pemerintah daerah lebih termotivasi untuk merancang kawasan gunung omeh menjadi “tambang emas” bagi masyarakat. Dalam artian lebih luas bagaimana kawasan jesigo ini bisa memberikan multiplier effect bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Apalagi, hasil survey Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumbar bekerjasama dengan PT. AFTA Agro Consultant, menyebutkan Jeruk Gunung Omeh bisa dikatakan menduduki kualitas nomor satu dibanding jeruk daerah lain.
Menurut beberapa konsumen, dibanding dengan jeruk siam madu asal Sumatera Utara, jeruk siam Gunung Omeh mempunyai kelebihan dalam segi keseragaman bentuk, warna, aroma dan rasa. Jeruk asal Sumut mempunyai rasa lebih manis, tetapi ke khasan aroma dan kerenyahan buah jeruk Gunung Omeh lebih disukai konsumen. Disamping itu, jeruk Gunung Omeh lebih tahan simpan dibanding jeruk-jeruk lainnya.
Pemberdayaan Terpadu
Adanya komoditi unggulan Jesigo di Gunung Omeh ini perlu ditindaklanjuti dengan upaya pemberdayaan masyarakat secara terpadu. Pertama, pemberdayaan para petani. Petani merupakan kunci keberhasilan produksi jesigo.
Oleh karena itu keberadaan penyuluh yang selama ini sudah berfungsi bagus harus terus ditingkatkan khususnya dalam hal alih teknologi mulai dari teknologi produksi, kemasan maupun informasi agar pasar bisa mengakses potensi dan keunggulan komoditi ini.
Kedua, pemberdayaan kelembagaan. Kelembagaan yang ada saat ini baik kelembagaan produksi maupun pemasaran perlu diperkuat agar memiliki kapasitas memadai. Hal ini penting agar terjadi peningkatan profesionalitas dan perluasan jaringan pasar. Pemerintah juga perlu menjadikan para petani dan lembaga yang ada saat ini menjadi pusat pembelajaran. Sehingga terjadi peningkatan nilai tambah.
Ketiga, pemberdayaan wilayah. Secara wilayah menunjukkan bahwa kawasan Gunung Omeh ini bisa menjadi tujuan wisata terpadu antara lain: wisata agro, wisata edukasi dan wisata sejarah. Dengan komoditi andalannya jesigo, maka para wisatawan dapat disuguhkan komoditi ini. Para pelajar dalam hal ini patut mendapatkan edukasi bahwa di lokasi ini terdapat komoditi andalan. Dan yang juga menjadi andalan adalah di lokasi ini juga terdapat lokasi bersejarah seperti: tugu PDRI dan Musium Tan Malaka. Kedua lokasi ini memiliki nilai-nilai sejarah yang tinggi dan syarat dengan nilai-nilai perjuangan.
Penutup
Kawasan Gunuang Omeh memang terlihat luar biasa. Oleh karena itu lokasi ini perlu terus dijaga secara ekologisnya agar kondisinya terus terjaga, alamai dan lestari. Oleh karena itu, menjadikan Gunuang Omeh jadi “tambang emas” adalah justru dengan mempertahankan ekologinya.
*) Penulis adalah Direktur Eksekutif Mitra Peduli Indonesia, Sekjen Pengurus Pusat Forum Pemuda Bangun Negeri (PP FPBN) e-mail: efrisb@gmail.com URL: efrisbahri.com
Sumber: http://www.sumbaronline.com/berita-19009-amanat-gunuang-omeh.html#sthash.CBBRfsna.dpuf