PEMUDA adalah pondasi bagi setiap bangsa. Bahkan, kalau kita ingin melihat kondisi dan posisi sebuah bangsa 10, 20 atau 30 tahun mendatang, maka amatilah apa yang sedang dilakukan pemuda hari ini.
Ketika pemudanya menjalani berbagai aktivitas yang sangat positif, maka kedepan akan kita saksikan bangsa ini akan menjadi sebuah bangsa yang maju, besar dan berpradaban.
Sebaliknya, ketika para pemudanya dilalaikan dengan berbagai permainan, hiburan, dan berbagai hal yang negatif, maka saksikanlah bangsa itu akan mengalami kemunduran. Jadi, baik buruknya bangsa kita ini sesungguhnya berada pada pundak para pemudanya.
Kita tentu sangat khawatir dengan kenyataan hari ini. Sebagaimana yang diungkapkan Rudi Qunsul (2013) bahwa tiingkat pengguna narkoba dari tahun ke tahun semakin mengkhawatirkan, terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa.
Bahkan menurut data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), pengguna narkoba tahun 2013 sudah mencapai 3,8 juta. Jumlah ini meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar 3,6 juta. 22% diantaranya, berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Narkoba jenis ganja,ekstasi maupun shabu-shabu menjadi favorit di kalangan ini.
Sebagai bangsa yang sedang dalam masa membangun, tentu kita berharap para pemuda Indonesia saat ini berada pada visi dan harapan yang sama yakni menjadi pemuda yang berkarakter positif. Sehingga kita tidak khawatir akan nasib bangsa ini ke depan.
Oleh karena itu, pemerintah, swasta dan masyarakat perlu bahu membahu memberikan perhatian yang optimal dan berkontribusi dalam menghadirkan pemuda berkarakter positif.
Ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan dalam upaya membangun pemuda berkarakter. Pertama, membangun kesadaran pada diri pemuda. Kesadaran itu bisa hadir dalam jiwa para pemuda dengan memberikan pemahaman terhadap kondisi dan situasi yang terjadi di lingkungannya.
Dalam acara Training Of Trainer Pelatihan Pengembangan Kesadaran Pemuda Terhadap Faktor Destruktif Pornografi dan Pornoaksi yang digelar Kementerian Pemuda dan Olahraga di Kota Batam Rabu (7/11), sebagai salah satu pembicara, penulis menyampaikan betapa pentingnya pemuda hari ini memahami kondisi, permasalahan serta potensi yang ada pada diri, masyarakat dan wilayah dimana kita bertempat tinggal.
Dengan memahami hal tersebut, maka pemuda akan mempunyai arah yang jelas agar mereka bisa berkontribusi dan menjadi solusi atas berbagai permasalahan yang ada. Dengan adanya kesadaran tersebut, maka para pemuda akan memiliki sense of belonging terhadap bangsanya sehingga mereka akan berupaya untuk berkontribusi membangun bangsanya menjadi lebih baik, maju dan beradab.
Pemahaman terhadap situasi juga akan membuat diri pemuda menjadi memiliki prinsip perjuangan. Hal ini tentu penting agar para pemuda tidak mudah terombang-ambing. Frederick Douglas dalam majalah Reader’s Digest edisi Bahasan Indonesia berkata jika tak ada perjuangan, tak akan ada kemajuan.
Mereka yang menyatakan ingin menikmati kebebasan dan membenci pergerakan adalah orang-orang yang ingin menikmati panen tanpa mau membajak sawah dan menginginkan hujan tanpa kilat dan guntur. Jelas, bahwa setiap perjuangan akan menghadapi berbagai tantangan. Pemuda yang berkarakter positfi tentu tidak akan menyerah. Justru berbagai tantangan yang dihadapinya akan membuatnya semakin matang dan dewasa dalam berkata dan bertindak.
Kedua, meningkatkan kapasitas pemuda. Setelah pemuda memiliki kesadaran terhadap dirinya termasuk kesadaran terhadap kemampuan, kekurangan, tantangan dan hambatan yang dihadapinya, maka untuk membangun karakter pemuda perlu dilakukan peningkatan kapasitas. Hal ini bisa dilakukan melalui berbagai pelatihan, magang, jambore pemuda, kompetisi, dan berbagai arena yang mampu memberikan wawasan dan skill kepada para pemuda.
Wawasan dan skill inilah diharapkan akan menjadi modal bagi para pemuda untuk mampu membangun bangsanya. Tentu mereka akan lebih sukses membangun bangsanya kalau dibekali dengan wawasan dan skill yang memadai sehingga kita berharap mereka mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Mampu mengelola sumberdaya yang ada di negeri ini dengan bijak.
Ketiga, kemandirian. Agar para pemuda dapat berkiprah membangun bangsa ini, maka berbagai pihak perlu memberikan kepercayaan kepada para pemuda dalam melakukan berbagai aktivitas. Kepercayaan ini adalah modal dasar bagi pemuda untuk bergerak dan mengatasi berbagai penghalang mereka untuk maju. Berbagai penghalang itu ada yang tampak dan ada yang tidak tampak.
Agar para pemuda menjadi semakin teruji, maka berikanlah kepercayaan kepada pemuda agar mereka mampu dan mau melakukan aktivitas yang positif. Semakin sering dan berkelanjutan mereka melakukan aktivitas yang positif, maka hal itu akan menjadi karakter bagi mereka. Hal inilah yang akan membawa mereka mampu membangun bangsa ini menjadi lebih baik, maju dan beradab.
*) Penulis adalah Koordinator Forum Aktif Menulis (FAM) Jabodetabek, Trainer Jurnalistik pada Perkumpulan Pewarta Warga Indonsia (PPWI). Karya tulis yang sudah diterbitkan antara lain Buku Hari-Hari Mahasiswa: Kiprah dan Agenda Pergerakan Mahasiswa (2003, 2013), Pemberdayaan Masyarakat: Konsep dan Aplikasi (2012), Zakat dan Pembangunan Sosial (2012). E-mail: efrisb@gmail.com – Tulisan ini sudah dimuat di http://www.sumbaronline.com/berita-17335-pemuda-berkarakter.html#sthash.e1fpb0x1.dpuf, tanggal Sabtu, 16 November 2013 – 05:47:55 WIB