Bogor, 14 Desember 2012
Ykh. Sahabatku FAM Indonesia
di
Tempat
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Segala puji dan syukur kediratNya atas segala limpahan rahmat dan nikmat yang diberikan kepada kita. Bahagia sekali rasanya berada bersama sahabat setia FAM Indonesia. Keberadaanmu menjadikan jiwaku begitu menggelora untuk terus berkarya untuk bangsa. Bahagia sekali hati ini bisa bersamamu karena hati ini merasa menyatu dalam satu visi untuk saling menginspirasi dan memotivasi untuk terus menulis dan menulis. Betapa sangat bahagianya ketika Sahabatku FAM Indonesia mulai melahirkan pujangga-pujangga baru lewat karya-karya yang insya Allah akan menjadi spirit perubahan di negeri khatulistiwa.
Malam ini aku menulis surat untukmu FAM Indonesia. Semua ini kulakukan untuk membalas segala spirit dan motivasi yang telah engkau berikan padaku. Hal ini juga kulakukan sebagai kontribusiku untuk saling berbagi dan menginspirasi dengan ribuan sahabat baik yang berada di dalam negeri maupun yang sedang berkiprah di luar negeri. Aku begitu senang sekali diterima menjadi keluarga besar FAM Indonesia yang begitu bersahaja, menginspirasi dan memotivasi dalam sukses dan karya.
Sahabatku FAM Indonesia. Tidak semua mimpi itu buruk. Bahkan kita seringkali mendapatkan mimpi-mimpi indah tatkala kita tidur. Di tengah malam yang gelap gulita, udara yang dingin, di balik selimut yang tebal aku dan mungkin sahabat FAM Indonesia juga sering disuguhkan mimpi-mimpi yang begitu indah. Tapi seringkali mimpi indah itu berlalu begitu saja. Hanya sekejap kita rasakan. Setelah itu kita lupa. Padahal salah satu mimpi indah itu begitu bermakna.
Dan kini, aku sedang bermimpi indah yang begitu membahana. Sebuah mimpi yang begitu merasuk ke dalam jiwa. Sebuah mimpi yang begitu memesona. Mimpi yang membawa keindahan, keberkahan, kekayaan dan kemuliaan. Sebuah mimpi yang akan membangun sebuah peradaban. Mimpi itu adalah menjadi penulis terkenal. Sebuah mimpi yang tak boleh dilupakan begitu saja. Sebuah mimpi yang begitu didambakan banyak orang. Aku pun memimpikan hal itu. Menjadi penulis terkenal.
Sahabatku FAM Indonesia. Sejak lama aku memimpikan untuk menjadi penulis terkenal. Namun mimpi itu, selama ini berlalu dan berlalu. Mimpi itu belum pernah terpatri begitu kuat di dalam diri ini. Hingga Aku pun menulis sekadarnya. Belum pernah aku merangkai dan merajut sebuah mimpi apalagi mimpi menjadi penulis terkenal. Kini sahabat sejatiku FAM Indonesia, wadah berhimpunnya sahabat sejati para penulis yang penuh dengan inspirasi dan motivasi begitu mendorong, menginspirasi dan memotivasiku untuk merangkai dan merajut mimpi menjadi penulis terkenal.
Siapa yang tidak ingin menjadi penulis terkenal? Begitu juga aku. Aku ingin sekali menggapainya. Aku yakin sebagai penulis terkenal banyak sekali keuntungan yang akan diraih. Keuntungan yang akan diraih tentu akan berlipat ganda. Apabila aku jadi penulis terkenal tentu aku akan kebanjiran order bisa dalam bentuk undangan sebagai pembicara seminar, pelatihan dan lain-lain.
Oleh karena itu, ketika mimpi ini tercapai banyak sekali peran yang bisa aku lakukan. Salah satu yang aku harapkan adalah akan mendukung aktivitasku sebagai relawan yang telah aku lakoni selama ini.
Sahabatku FAM Indonesia yang aku banggakan. Selama belasan tahun aku terlibat bersama lembaga kemanusiaan sebagai relawan dalam berbagai aksi kemanusiaan. Aktivitas sebagai relawan inilah yang membuat aku mengunjungi daerah-daerah yang terkena bencana di Tanah Air. Dalam ingatanku lebih dari 20 provinsi yang sudah aku datangi dalam rangka menunaikan tugas-tugas kerelawanan yakni: menyalurkan bantuan kemanusiaan dan bersama masyarakat merancang program-program pemberdayaan masyarakat.
Sahabatku FAM Indonesia yang baik. Walaupun aku saat ini mendapat amanah baru dan tugas yang membuatku harus berada di ibu kota, namun tidak menyurutkan niat, semangat dan langkahku untuk terus menjadi relawan karena jiwa kerelawanan itu senantiasa tumbuh dan tidak bisa hilang begitu saja. Aku tetap ingin memainkan peran tersebut. Untuk itulah aku perlu dukungan baik moril maupun materil agar hal itu terus aku lakukan.
Aku membayangkan dengan penjadi penulis terkenal, maka insya Allah akan banyak peran yang dapat kulakukan. Bahkan hal ini akan mempermudah aku untuk melakukan aktivitas kerelawanan, termasuk menjadi relawan penulis. Aku yakin begitu banyak peran kerelawanan yang bisa aku lakukan. Setidaknya, kalau aku tidak bisa langsung terjun ke lapangan, aku bisa menitipkan donasi kepada sahabat relawan untuk bisa meringankan beban saudara-saudara kita yang terkena dampak bencana maupun yang masih berada dalam kondisi kemiskinan. Dengan menjadi penulis terkenal aku bisa mengabarkan kepada dunia agar mereka turut perduli dan berbagi. Untuk itu, apabila aku jadi penulis terkenal aku mohon kepadaMu Ya Allah, “Jadikan Aku Relawan Agar Mampu Membantu Saudara-Saudaraku”.
Itulah mimpi yang ingin aku wujudkan. Dan, alhamdulillah sejak perkenalanku denganmu FAM Indonesia, aku terus berusaha dan bersemangat untuk berkarya. Satu buku sudah terbit. Satu buku lagi sedang dalam proses mau terbit. Insya Allah awal tahun ini aku juga akan merampungkan dua buku lagi yang juga akan kukirimkan kepadamu. Aku pun mulai belajar membuat cerpen dan puisi. Sesuatu yang pernah aku hasilkan sebelumnya. Subhanallah.
Dalam keheningan malam aku berharap sahabatku FAM Indonesia teruslah menggelorakan semangat anak bangsa untuk mau dan mampu berkarya. Aku pun berdoa kepada Sang Pengabul Doa, pemilik alam semesta, “Ya Allah berkahilah FAM Indonesia ini yang menjadi wadah kami berhimpun. Wadah tempat kami mensyukuri segala nikmat dan karuniaMu dengan menghasilkan karya-karya tulis yang bersahabat, santun, dan bernilai guna. Jadikanlah karya-karya yang kami hasilkan melalui FAM Indonesia ini sebagai inspirasi dan motivasi bagi perbaikan dan kemajuan bangsa kami. Aamiin…”
Terima kasih FAM Indonesia,
Salam santun dan salam karya
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Sahabatmu,
EFRI SYAMSUL BAHRI
FAM1157U, FAM Indonesia, Bogor
Bogor, Jawa Barat. Email: efrisb@gmail.com
Dimuat di http://www.famindonesia.com/2012/12/andai-aku-menjadi-penulis-sukses.html