Oleh : Efri S. Bahri *)
BEKERJA adalah amanah. Untuk itu, tak boleh kita bekerja hanya sekadarnya. Kalau ingin hasil yang maksimal, maka semestinyalah kita bekerja cerdas.
Kenapa? Umur kita pendek. Tetapi eksistensi kita mestilah jangka panjang. Bekerja cerdas bukan saja untuk dipandang sukses oleh penghuni bumi. Bekerja cerdas bakal membuat kita terkenal di kalangan penghuni langit.
Firman Allah SWT “Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (QS 2:197).”
Banyak pakar dan praktisi telah mengurai bagaimana caranya untuk bekerja cerdas. Setidaknya ada 5 prinsip dalam bekerja cerdas. Pertama, mulai dari Visi dan Misi.
Visi dan misi adalah energi bagi setiap insan dalam bekerja. Bahkan kalau kita bekerja tanpa visi dan misi akan menguras energi. Kepasitas yang kita miliki akan terurai sia-sia. Sampai akhirnya ia mencapai titik jenuh. Para Visioner bekerja dengan mengelola energi internal dan eksternal. Energi internal adalah kekuatan yang dimiliki pribadinya.
Sedangkan, energi eksternal merupakan kekuatan yang dimiliki oleh lingkungan sekitarnya seperti Tempat, Orang dan Sarana (TOS). Begitu juga halnya dengan misi. Misi yang jelas akan membuat seseorang memiliki kejelasan dalam setiap gerak lagkah dalam bekerja. Sehingga setiap gerak langkahnya memiliki value (nilai) yang mengarahkan ia pada pencapaian visi dan misi tadi.
Kedua, temukenali sumberdaya yang tersedia. Allah SWT telah menganugerahkan manusia kesempurnaan. Sehingga dengan kelengkapan jasmaninya, ia akan mampu berbuat untuk dirinya dan orang lain. Sehingga orang yang kenal akan dirinya, maka ia akan mendapatkan inner power (kekeuatan dari dalam diri) untuk berbuat dan bertindak.
Ia tidak akan mudah terombang ambing dalam kehidupan. Untuk itu, sepatutnyalah para pekerja cerdas mampu menemukenali potensi dan kekuatan riel diri dan lingkungannya. Hal ini akan mengurangi ketergantungannya kepada pihak lain. Inilah pintu untuk meraih kemandirian.
Ketiga, bangun sinergi. Manusia adalah makhluk sosial. Sehebat apapun kekuatan pribadi seseorang, ia pasti punya berbagai keterbatasan. Bangunlah sinergi efektif dan efisien. Sinergi prinsipnya terbuka dengan siapa saja. Tetapi tidak semua sinergi itu efektif dan efisien.
Sinergi tentu perlu selektif. Sehingga energi kita bisa lebih maksimal. Sinergi bertujuan untuk meningkatkan nilai produktifitas kita. Perlu menjadi perhatian, bagaimana Sinergi tak produktif dihindarkan. Kalaupun hal itu sulit dilakukan, tundalah sinergi itu sampai pada waktu yang tepat untuk di tindaklanjuti kembali.
Keempat, jadilah promotor. Tatkala ada event internasional seperti: pertandingan tinju, sepak bola, bulu tangkis, dll, jutaan pasang mata tertuju pada idolanya. Detik perdetik begitu menjadi perhatian pemirsa.
Pernahkah kita berpikir, siapa yang membuat mata kita tertuju pada event-event tersebut? Dialah sang Promotor. Dialah yang sangat berperan mensinergikan semua yang terkait dengan event. Negeri ini adalah negeri gemah ripah loh jinawi negeri yang kaya raya. Tidak mungkin hal ini dikelola oleh sumberdaya yang terbatas.
Disinilah letak perlunya kita melakukan sinergi. Berbagai keahlian telah dimiliki oleh putra-putri terbaik bangsa. Semuanya akan bernilai ketika mampu disinergikan. Kita berharap peran-peran promotor di tanah air akan mampu membawa perubahan.
Kelima, menyerahlah kepada Yang Kuasa. Berbagai hal yang kita rencanakan tak akan terjadi tanpa ada kehendakNya. Untuk itu, kita perlu menyerahkan berserah diri padanNya sejak awal hingga hasil akhir usaha kita kepadaNya.
Sebagaimana dinyatakan dalam Quran pada surat At Taubah ayat 51, Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.”
Moga kerja keras kita selama ini menjadi lebih bernilai dengan melakukan kerja cerdas. Sehingga nilai efisiensi dan efektifitas kerja kita terus meningkat.
Ingatlah pesan Allah SWT dalam QS At Taubah ayat 105 Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” Wallahualam.
*) Penulis, Efri Syamsul Bahri. Ketua Yayasan Mitra Peduli Indonesia dan Anggota FAM Indonesia IDFAM 1157U, Bogor
Sumber: http://www.sumbaronline.com, Minggu, 25 November 2012 – 08:38:58 WIB