Jakarta (13/3) – Direktur Mitra Peduli Indonesia (MPI) menyatakan rencana pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Rp.4.500,- per liter menjadi Rp.6.000,- per liter akan berdampak pada peningkatan jumlah fakir miskin. Akibatnya beban pemerintah untuk penanganan fakir miskin akan semakin berat.
Lebih lanjut Efri S. Bahri menyarankan agar pemerintah lebih baik fokus pada penanganan fakir miskin sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No.13 Tentang Penanganan Fakir Miskin. Secara eksplisit UU inimenyatakan bahwa Penanganan fakir miskin adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan pemberdayaan, pendampingan, serta fasilitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara.
Sehingga rencana pemerintah yang akan memberikan kompensasi sebagai akibat kenaikan BBM melalui Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) atau yang dulu bernama Bantuan Langsung Tunai (BLT) merupakan langkah yang kurang tepat.
Berdasarkan survey yang dilakukan Lingkaran Survey Indonesia (LSI) terhadap 440 responden pada Maret 2012 sebanyak 86,60 persen responden menyatakan tidak setuju apabila harga BBM dinaikkan, sedangkan yang menyatakan setuju (11,26 persen) dan tidak menjawab (2,14 persen).
“Akan lebih baik pemerintah membatalkan kenaikan BBM. Selanjutnya pemerintah harus mengoptimalkan program-program penanganan fakir miskin sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara bertanggung jawab untuk memelihara fakir miskin guna memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kemanusiaan.
Sementara itu, menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin Dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI (Kamis, 8/3/2012), jumlah penduduk miskin dan sangat miskin terus menunjukkan penurunan, dimana pada Maret 2011 tercatat ada 30,02 juta orang kemudian turun menjadi 29,89 juta orang pada September 2011. Secara persentase dari 12,49 persen (Maret 2011) turun menjadi 12,36 persen (September 2011).
“Kita berharap jangan sampai rencana kenaikan harga BBM 1 April nanti, jumlah penduduk miskin dan sangat miskin akan bertambah lagi, karena tentu akan menambah kompleksnya permasalahan bangsa”, pungkas Efri